Untuk menumbuhkan kesadaran dalam mengolah sampah rumah tangga, perlu adanya insentif yang bermanfaat secara langsung bagi masyarakat. Bank Sampah yang sudah diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia merupakan salah satu bentuk manfaat langsung yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada program pemerintah semata. Masyarakat juga dapat terlibat menjadi aktor penting dalam menangani sampah agar tidak terbuang begitu saja sehingga sampah dapat lebih dioptimalkan pemanfaatannya. Selain membuang sampah pada tempatnya, publik juga dapat berperan lebih optimal lagi dalam proses daur ulang sampah. Salah satunya dengan memilah, mengumpulkan, dan memanfaatkan kembali sampah-sampah yang masih berguna untuk penggunaan atau pemrosesan lebih lanjut.
Tantangan
Di balik manfaatnnya yang besar, ternyata tidak mudah untuk mempertahankan keberadaan bank sampah untuk tetap beroperasi. Sejumlah bank sampah tutup karena kurangnya SDM penggerak karena bank sampah biasanya dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga. Jadi, sangat bergantung pada komitmen tiap-tiap pengurus organisasi. Apabila hanya segelintir pengurus yang benar-benar berkomitmen tanpa dukungan yang besar dari anggota lainnya, operasionalisasi bank sampah akan rentan terhenti.
tantangan tersebut menunjukkan bahwa bank sampah tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan pemerintah dan lembaga lain. Mulai dari hulu pengumpulan sampah hingga hilir pengolahan sampah membutuhkan sistem dan alur sistematis yang memerlukan dukungan fasilitas dari pemerintah. Pendampingan untuk membantu manajemen dan operasionalisasi bank sampah juga sangat dibutuhkan agar bank sampah dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Warga masyarakat pun juga sangat berperan besar mendukung keberlangsungan kegiatan bank sampah ini. Kesadaran untuk memilah dan memilih sampah sangat diharapkan guna mendukung kegiatan pengumpulan sampah di organisasi bank sampah di sekitar hunian masyarakat.